• Home
    • Kategori
      • Hikmah
      • Fikmin
      • Puisi
      • Quotes
      • Tips
    • On The Spot
    • My Book

    Ruang Pena

    Membiasakan Kebaikan

    October 22, 2015 in Hikmah

    Judul di atas itu terlihat biasa dan mudah untuk dilakukan. Tetapi tidak demikian kenyataannya. Membiasakan kebaikan itu butuh proses berkelanjutan dan waktu yang lama. Dan tentu saja membutuhkan komitmen pelakunya.

    Ada sebuah hal menarik yang saya temui di tempat kerja saya. Saya bekerja sebagai staf administrasi di salah satu sekolah dasar swasta di Surabaya. Suatu hari saat saya hendak ke kamar mandi, dan melewati tempat wudhu, ada beberapa siswa putri yang masih berwudhu.  Mereka tampak tergopoh-gopoh karena khawatir terlambat sholat berjama’ah. Begitu selesai, mereka menutup kran air sebisanya lalu bergegas berlarian ke kelas. Namun, ada seorang siswi yang tetap berjalan tenang dan menghampiri sebuah kran air yang belum tertutup rapat. Airnya masih mengalir walaupun sedikit. Kemudian ditutupnya kran air itu sampai rapat,  baru ia meninggalkan tempat wudhu menyusul teman-temannya tadi.

    Apa yang terjadi itu tampaknya sederhana. Tapi buat saya itu adalah hal yang mengagumkan. Ketika teman-temannya usai berwudhu dan pergi begitu saja tanpa peduli apakah sudah menutup kran dengan benar, gadis kecil tadi peduli. Ia memilih tinggal untuk menutup dulu kran yang masih sedikit terbuka. Dan menurut saya, perilaku ini bukan perilaku yang instan. Perilaku ini lahir dari kebiasaan yang baik. Mungkin di rumah, orang tuanya selalu membiasakan untuk menutup kran air dengan benar setiap selesai berwudhu.

    Sepertinya hal yang biasa bukan? Tetapi ketika kebiasaan yang baik itu menjadi sebuah rutinitas, dilakukan secara terus-menerus maka ia akan menjadi lekat dengan pelakunya. Jadi perilaku sehari-harinya pun ikut baik.

    Ketika seseorang biasa melakukan hal yang baik, kemudian dihadapkan pada pilihan yang tidak baik, ia akan merasa tidak nyaman. Di sinilah manfaat kebiasaan baik itu menjadi self-control. Kebiasaan yang baik menjadi penjaga bagi pelakunya, agar terhindar dari hal-hal yang tidak baik. Bahkan, bisa jadi membawa kebaikan untuk orang lain di sekitarnya.

    Contohnya siswi yang menutup kran air tadi. Mungkin teman-temannya tidak tahu dan tidak peduli atas apa yang dilakukannya. Tapi ketika saya kebetulan ada di sana,  dan melihatnya,  dia sudah menularkan virus kebaikannya pada saya.

    Saya tersentuh,  kagum, dan menjadi tergerak untuk melakukan kebaikan serupa. Hal lainnya lagi adalah, ketika ia menutup kran yang hanya mengalir sedikit, ia telah membawa manfaat untuk lingkungan. Ia tidak menyia-nyiakan air bersih. Itu adalah wujud mensyukuri nikmat. Bayangkan kalau semua anak selalu menutup kran dengan benar, ada berapa liter air bersih yang terselamatkan? Itu hanya sekadar seorang siswa yang menutup kran air dengan benar, manfaatnya sudah begitu luar biasa. Apalagi, misalnya,  jika semua orang menggunakan air seperlunya. Tentu manfaatnya menjadi luar biasa besar dan dapat dirasakan oleh banyak orang. Subhanallaah, indahnya berbuat baik.

    Satu hal yang menggelikan buat saya, terkadang ketika ada seseorang tengah berbuat baik, justru jadi bahan tertawaan bagi orang lain yang tidak berbuat apapun. Ketika ada seseorang memungut sampah yang tergeletak di tengah lapangan, ada yang menyeletuk sambil tertawa, “sampah aja diurusin!” Nah lho, lebih baik mana, mengurusi sampah atau mengurusi kebaikan orang lain?  Hehehe..

    Dari siswi tadi saya belajar bahwa kebaikan itu bisa kita mulai dari hal yang kecil, hal sepele yang ternyata memberikan efek begitu besar, yang bahkan tidak terpikirkan olehnya. Yang juga  penting adalah komitmen kita untuk terus melakukan hal-hal yang baik. Insya Allah,  ketika kita memiliki niat yang baik, istiqomah menjaganya,  maka kebaikan itu akan membawa “teman-temannya”.

    Wallahu a’lam, semoga catatan kecil ini bisa memberikan manfaat dan menularkan kebaikan kepada pembacanya.

    Semangat berbuat baik ya. Always be positive! 😉

    0
    Leave a Comment
    Next Berpasrah Diri di Rumah Allah

    Related Posts

    Mensyukuri Buah Hati

    Berpasrah Diri di Rumah Allah

    Nasihat dari Kepergian Ashraf Sinclair

    Reader Interactions

    Leave a Comment Cancel reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Primary Sidebar

    About Me

    Assalamu'alaikum. Perkenalkan, saya Ajeng Ryagita, seorang istri, juga ibu dari seorang putra dan dua putri, yang mencintai literasi.
    Jangan lupa tinggalkan kritik dan saran untuk perbaikan tulisan saya, ya.
    Terima kasih sudah singgah 😊

    Recent Posts

    • Menyiapkan Spirit Ramadan untuk Meraih Berkah Allah, Sudahkah?
    • Seminar Parenting “Regulasi Emosi Orang Tua di Era Pandemi”
    • Gegara Tiket Masuk Jannah
    • Aqila Sayang Umi
    • Membuat Anak Cinta Membaca? Mudah, kok!

    Archives

    • March 2022
    • February 2022
    • January 2022
    • November 2021
    • February 2021
    • January 2021
    • December 2020
    • August 2020
    • July 2020
    • June 2020
    • May 2020
    • April 2020
    • March 2020
    • February 2020
    • January 2020
    • November 2019
    • October 2019
    • September 2019
    • July 2019
    • June 2019
    • April 2019
    • March 2019
    • February 2019
    • January 2019
    • July 2018
    • June 2018
    • March 2018
    • February 2018
    • January 2018
    • December 2017
    • November 2017
    • October 2017
    • October 2015
    • September 2015

    Recent Comments

    • artik_ku@yahoo.com on Seminar Parenting “Regulasi Emosi Orang Tua di Era Pandemi”
    • artik_ku@yahoo.com on Seminar Parenting “Regulasi Emosi Orang Tua di Era Pandemi”
    • artik_ku@yahoo.com on Membuat Anak Cinta Membaca? Mudah, kok!
    • artik_ku@yahoo.com on Membuat Anak Cinta Membaca? Mudah, kok!
    • Asmaul on Seminar Parenting “Regulasi Emosi Orang Tua di Era Pandemi”

    Categories

    • Catatan
    • Celoteh Krucil
    • Fikmin
    • Fiksi
    • Hikmah
    • My Book
    • On The Spot
    • Parenting
    • Puisi
    • Quotes
    • Tips

    Meta

    • Log in
    • Entries feed
    • Comments feed
    • WordPress.org




    This error message is only visible to WordPress admins

    Error: No connected account.

    Please go to the Instagram Feed settings page to connect an account.

    Copyright © 2022 Ruang Pena · Theme by SheShoppes