Setiap wanita pasti memiliki naluri ingin memasak dan menjadi koki handal kesayangan keluarga tercinta (hehehe, termasuk saya). Masalahnya, tidak semua perempuan bisa memasak yang enak, contohnya saya. Alhamdulillah sekarang teknologi sangat membantu perempuan yg kurang lihai di dapur. Kadang telepon atau sms mama dulu, tanya resep. Kadang googling, terus di-screenshoot. Jadi masak sambil bawa hape, hehehe. Tiap selesai memasak, selalu teriring doa, semoga Abi suka.. aamiin.. 🙂
Yang paling bahagia itu, kalau masakannya habis. Memang bukan berarti seratus persen masakan kita enak, tapi setidaknya rasa capek karena memasak jadi hilang. Alhamdulillah, jadi semangat lagi masak buat keesokan harinya.
Beruntunglah wanita kalau ia pandai memasak. Selain suami jadi betah di rumah, keluarga pun bisa terkontrol kesehatannya. Makanya para wanita, meskipun belum ahli dalam urusan dapur, tetap harus bersemangat belajar. Insya Allah dengan niat beribadah, ingin membahagiakan suami dan anak-anak tercinta, urusan memasak yang tadinya berat menjadi mudah.
Dan bagi para suami yang istrinya belum pandai memasak, maka bersabarlah dan jangan lupa terus menyemangatisang istri. Karena memasak itu tidak sekadar mencampur bahan-bahan, lalu selesai. Belanja dulu, menyiapkan bahan-bahannya, kadang harus nguleg, mengiris, menumis, memggoreng. Sesekali kena cipratan minyak panas atau jari teriris pisau. Setelah masak masih harus mencuci peralatan nya pula. Kalau istri sudah berjuang susah payah seperti itu, ternyata suaminya memilih makan di luar, pasti ada rasa kecewa. Yhaaa …, padahal aku sudah capek-capek. Nah, jadi malas masak lagi. Meskipun sebenarnya gak perlu kecewa juga ya. Kan kalau sudah diniatkan ibadah, insya Allah akan bernilai pahala.
Sejak menikah kemudian memasak sendiri, saya jadi mengerti kenapa dulu kalau Mama sudah selesai masak itu pasti ‘nggegeri’ semua orang untuk segera makan. Ternyata kalau habis masak, terus masakannya dimakan, itu senengnya bukan main. Bukan apa-apa, tapi karena upaya kita terasa berharga, alhamdulillah. Jadi, buat para suami, jangan bikin istri ‘down’ dengan bilang, “Masakanmu ndak enak, kurang garam ini!” Bisa mogok masak seminggu itu.
Sampaikan dengan cara yang lebih halus, yang tidak menyinggung perasaan wanita. Sambil bergurau atau berbincang santai, insya Allah wanita yang baik pasti mau menerima keluhan suaminya. Selanjutnya, ia akan berusaha lebih baik lagi.
0