Saat Mila lihat uminya menguap berkali-kali sampai keluar air mata, ia pun nyeletuk, “Umi jangan nangis.” Ia mengangkat telunjuk dan menggoyang-goyangkannya seolah melarang.
“Umi enggak nangis, Kak. Ini umi mengantuk,” jawabku sambil menahan tawa.
“Umi gak boleh sedih, Umi jangan nangis,” ulangnya sambil tersenyum. Satu tangannya diletakkan di bahuku.
“Umi mangantuk, Kak. Kalau mengantuk, umi menguap. Umi enggak sedih, kok. Kak Mila kalau mengantuk kan juga menguap?” Kuusap air mata yang masih keluar.
Ngantuk luar biasa membuatku menguap berulang-ulang. Sayangnya, para krucil masih minta dibacakan cerita. Jadilah menangis bombay.
1