Terlalu Rempong, Mak? Coba Lakukan 6 Hal Ini!

Sudah menjadi rahasia umum kalau emak selalu menjadi manusia paling rempong di rumah. Bukan hanya karena pekerjaan domestik yang memang tak pernah ada habisnya, tetapi juga karakter emak kebanyakan adalah suka mencari kerempongan. Betul begitu, Mak?

Bagaimana tidak? Zaman sekarang ini, tak sedikit kaum emak yang memiliki putra dan putri, bekerja kantoran, masih bisa buka lapak online, aktif di berbagai kegiatan sosial, ikut komunitas serta training di sana-sini. Luar biasa. Lihatlah hp mereka, penuh dengan grup beraneka ragam. Bisa jadi di sana ada grup kantor, wali siswa, alumni, jualan, kelas parenting, kelas marketing, kelas memasak, grup dakwah, komunitas mengaji, komunitas sosial. Maruk? Mungkin iya. Namun, sepanjang maruk untuk hal-hal positif tentu tidak apa-apa.

Tugas domestik emak memang tak pernah ada habisnya, berjalan terus-menerus setiap hari. Pagi, menyiapkan sarapan keluarga dan menyiapkan anak-anak untuk sekolah. Siang, selepas membersihkan rumah, mungkin harus menemani bermain. Malam hari, setelah usai urusan makan malam, selanjutnya adalah menemani bocil belajar, juga memenuhi keperluan suami, ya. Begitu selalu, berulang setiap hari, berputar dalam siklus yang tak mengenal kata libur. Jika seorang emak memutuskan untuk menambah aktivitas selain itu, tentu harus dibarengi dengan menyiapkan tenaga ekstra.

Para emak yang berkarir di luar rumah jelas tak kalah sibuk. Bayangkan saja, pagi sebelum berangkat, tentu harus menyiapkan segala tetek-bengek keperluan keluarga. Saat pulang dari kantor, tentu harus menemani anak-anak yang rindu pada ibundanya. Beruntung jika ada yang membantu mengurus rumah, jadi bisa menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak tanpa memikirkan urusan domestik.

Nah, saat seseemak ingin melakukan aktivitas ekstra konsekuensinya adalah waktu istirahat akan berkurang. Jelas ini sudah menjadi pertimbangan saat memutuskan untuk beraktivitas, kan? Kapasitas sebagai manusia dan perempuan ada batasnya. Mak mungkin bahagia dengan seabrek aktivitas, tapi juga harus  memikirkan diri sendiri. Bagaimana pun setiap emak itu wajib menjadi manusia tangguh yang selalu sehat. Seorang emak adalah poros rumah tangga. Jadi, pikirkan baik-baik sebelum memutuskan menambah kesibukan sehingga kelak bisa menjalani keputusan itu dengan bahagia.

Nah, kalau sekarang sudah telanjur rempong dengan segudang aktivitas yang membuat raga lelah dan jenuh, bagaimana? Mungkin ingin lari dari kenyataan sejenak, sekadar melepas lelah. Jangan khawatir, itu wajar kok, Mak. Namun, apa daya tangan pun terkadang tak sampai menggapai yang lain (baca: me time). Tak jarang justru meluapkan gulana dengan berbicara berlebihan (baca: mengomel). Begitu gak, Mak?

Tidak apa-apa, rasa gundah itu anugerah dari Sang Pencipta. Yang  penting, jangan lama-lama gundahnya.  Supaya tidak larut dalam gulana, coba tips berikut ini, Mak.

BERISTIRAHATLAH SEJENAK
Loh kok? Lagi banyak pekerjaan kok malah istirahat? Perlu disadari, ya, Mak. Perempuan itu manusia biasa yang didominasi perasaan. Saat harus mengerjakan banyak hal dalam kejaran waktu, rasa capek itu kadang terbayang duluan. Kalau sudah begitu, berhentilah barang sebentar. Ambil posisi duduk santai, berbaring, atau apa saja yang membuat nyaman. Tarik napas perlahan, lakukan dengan segenap kesadaran. Kalau suka jalan-jalan, silakan lakukan, Mak. Kalau hanya ingin menonton TV saja? Boleh. Lakukan hal-hal yang membuat jiwa dan raga merasa segar kembali. Biarkan otak melupakan target barang beberapa saat.

BERSYUKUR
Ya, tidak semua orang merasakan kesibukan yang sama. Mak perlu bersyukur menjadi orang sibuk karena artinya menjadi manusia yang bermanfaat untuk sekitarnya. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat?

SUSUN DAFTAR KEGIATAN
Buat daftar apa saja yang harus dikerjakan alias ‘to do list’. Tulis semua yang ingin Mak kerjakan baik di rumah maupun di kantor, bagi yang bekerja. Tulis semua kegiatan termasuk pekerjaan rumah tangga berat, yang membutuhkan waktu lama, seperti setrika baju segunung, bersih-bersih lemari es, bongkar gudang. Tulis juga kegiatan ekstra yang kita ikuti, misalnya ikut training menulis online, ikut kelas parenting, jualan online. Ini cukup membantu saat eksekusi, lo!

TENTUKAN SKALA PRIORITAS
Yup, langkah selanjutnya adalah menyusun skala prioritas. Dari semua ‘daftar tugas’, silakan disusun dari yang sangat penting, penting, cukup penting, tidak terlalu penting, hingga tidak penting. Kalaupun merasa semua penting, susun dari kegiatan yang tingkat kepentingannya paling tinggi secara berurutan.

INTROSPEKSI
Daftar sudah ada, prioritas juga sudah ditulis, saatnya mengevaluasi diri. Semua kegiatan yang sudah dikerjakan apa saja? Lalu yang baru akan  dikerjakan itu, mampukah melakukannya, Mak? Jika merasa mampu, tulis komitmen untuk melakukannya. Tulis kapan akan melakukannya dan target untuk menyelesaikannya ya, Mak.

IKHLASKAN
Jika hasil introspeksi ada kegiatan yang kita ternyata belum mampu melakukannya, Mak harus ikhlas melepasnya. Hapus dari list yang sudah dibuat tadi. Mungkin saat ini belum waktunya Mak melakukan hal itu. Kalaupun bisa melakukan, tapi hasilnya tidak maksimal, tentu sayang, bukan? Kita bisa merencanakan kembali untuk melakukannya di masa mendatang. Kita harus yakin itu.

Akhirnya, diakui atau tidak, seorang ibu adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan. Mimpi boleh setinggi langit, ikhtiar pun silakan siang malam. Namun, raga kita juga punya hak untuk beristirahat. Sekali dua kali, ia bisa dipaksa. Tetapi jika dilakukan berulang kali, itu bisa merugikan diri sendiri dan keluarga kita.

Jaga diri ya, Mak. Ingatlah bahwa kita adalah jantung bagi keluarga.

0