Parenting? Penting Gak, Sih?

Bicara soal parenting itu bikin saya merasa tak berilmu. Setelah menjadi ibu barulah saya tahu betapa mendidik anak itu bukan sesuatu yang mudah. Bukan sekadar membesarkan, tetapi bagaimana menyiapkan anak agar kelak bisa bertahan menjalani hidup yang semakin lama semakin keras. Sungguh benar kalau ada yang berujar bahwa sebelum menikah seharusnya ada sekolah calon orang tua.

Berkaca pada masa kecil saya yang terasa begitu bahagia dengan segala pengalaman yang begitu berharga, hal itu membuat saya tergugu. Apakah kelak anak-anak saya juga akan mengenang masa kecilnya seindah itu? Sementara kedua orang tuanya sama-sama bekerja hingga sore hari. Terkadang lelah sudah menghampiri kami sehingga tak bisa menyapa mereka dengan wajah semringah. Terkadang hari yang tersisa justru diwarnai oleh nada tinggi yang membuat hubungan menjadi berjarak. Meskipun memang tak ada orang tua yang sempurna di dunia, tetapi kadang ada perasaan bersalah karena belum bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak.

Lalu apa yang harus dilakukan, Ayah Bunda? Hanya meratapi kebodohan dan kenaifan diri tentu tak akan ada habisnya. Lebih baik kita menambah ikhtiar agar bisa memperbaiki diri. Bagaimana caranya? Mungkin Ayah Bunda bisa mencoba yang berikut ini, ya.

Mengikuti Training
Hah? Buat apa sih kita ikut training? Jadi orang tua saja kok repot ikut training? Eh, jangan salah! Jika Anda belum pernah, sesekali cobalah mendaftar. Anda akan tahu bedanya. Di sana para pakar biasanya akan mengulas banyak hal yang tak jarang bikin kita melongo, mengangguk-angguk, bahkan meneteskan air mata. Mungkin kita sudah tahu ilmunya, tetapi ibarat manusia yang lebih sering lupa, praktiknya bisa jadi jauh dari ilmu yang kita miliki. Faktor ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan banyak lainnya bisa membuat kita keliru mengambil langkah. Untuk itulah kita perlu diingatkan kembali, salah satunya oleh para ahli parenting.

Banyak Membaca
Dewasa ini mencari buku parenting tidak lagi susah, ya. Banyak buku parenting dijual bebas di pasaran dengan penulis yang berbeda. Biasanya penulisnya juga para pakar parenting yang biasa mengisi training serupa. Buku ini menurut saya penting untuk dimiliki di setiap rumah. Anda bebas memilih buku parenting yang Anda suka. Sediakan satu di rumah. Setidaknya jika kita merasa galau menjadi orang tua, Anda bisa membukanya untuk mengingat kembali.

Sharing Pengalaman
Nah, ini juga perlu sesekali kita lakukan. Tak perlu jauh, mungkin bisa sharing pengalaman mendidik anak dengan tetangga, teman kerja atau teman dumay. Terkadang pikiran kita akan terbuka setelah mendengar pengalaman luar biasa teman-teman kita. Kita bisa belajar banyak hal dengan saling berbagi cerita. Ini penting sehingga kita tak lagi merasa menjadi orang tua paling menderita sedunia karena polah si kecil atau merasa gelisah karena tak bisa menjadi orang tua yang baik. Bisa juga kan kita yang selama ini merasa baik-baik saja dengan gaya mendidik anak, ternyata justru tidak nyaman dirasakan oleh anak-anak. Tentu itu tidak bagus, kan?

Kerja Sama dengan Pasangan
Anak-anak adalah anak berdua, suami dan istri. Jadi urusan mendidik anak bukanlah semata tanggung jawab suami atau kewajiban istri saja. Keduanya harus bisa bersinergi dalam melakukannya agar bisa mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Dengan bekerja sama, suami dan istri bisa saling mengingatkan serta saling mengisi kekurangan satu sama lain. Sebab tak ada seorang ayah dan ibu yang sempurna di dunia, tapi justru sebaliknya.

Akhirnya, pekerjaan mendidik anak adalah sebuah amanah seumur hidup yang tidak ringan. Semakin kita belajar, mungkin kita akan merasa semakin bodoh. Namun, dengan belajar artinya kita telah berupaya sebaik mungkin menjalani peran kita. Hasil akhir tentu adalah harapan yang terbaik, tetapi setidaknya kita bisa mempertanggungjawabkannya di hari akhir kelak. Jadi, parenting itu penting. Yuk, kita belajar lagi!

Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting

0