Alhamdulillah. Ahad, 5 Desember 2021, diberi kesempatan ngelmu yang luar biasa. Bukan perkara literasi atau administrasi, tetapi tentang “Aplikasi Obat Tradisional yang Tepat untuk Melawan Covid-19”. Hmm, menarik kan, ya?
Pandemi yang hadir hampir selama 2 tahun ini memang membawa perubahan yang cukup besar untuk kita semua. Saat ini kesehatan anggota keluarga menjadi perhatian utama dari setiap ibu. Selain konsumsi makanan yang sehat dan bergizi dan memperhatikan protokol kesehatan, tak sedikit yang mulai membiasakan konsumsi suplemen demi menjaga kondisi tubuh. Salah satu upaya menjaga kesehatan yang banyak diminati adalah ramuan herbal tradisional. Selain harganya terjangkau, obat herbal juga dinilai masyarakat memiliki efek samping yang rendah. Selain itu, pengolahannya yang alami dan tidak menggunakan bahan pengawet membuat masyarakat merasa lebih aman.
Dari webinar tersebut saya jadi tahu kalau obat tradisional itu sendiri terbagi menjadi 3 macam.
Jamu. Jamu adalah ramuan yang terbukti berkhasiat secara turun-menurun dan memenuhi syarat aman yang ditetapkan. Jamu “udekan” atau jamu aduk, jamu gendong, bisa termasuk dalam golongan ini, ya. Resep tradisional yang sudah diketahui masyarakat secara umum juga bisa masuk ke sini. Misalnya, ramuan temulawak untuk menambah nafsu makan anak.
Obat Herbal Terstandar. Obat tradisonal yang selain memenuhi poin pertama, bahannya juga sudah distandarisasi dan memenuhi syarat mutu. Obat herbal terstandar juga sudah dibuktikan melalui uji hewan di laboratorium. Nah, ini setingkat lebih tinggi daripada jamu, ya.
Fitofarmaka. Ini tingkatan paling tinggi dari obat tradisional. Fitofarmaka berarti obat herbal terstandar, yang selain memenuhi kedua poin di atas, juga sudah dibuktikan khasiatnya melalui pengujian pada manusia. Jadi, efektivitasnya sudah tidak perlu diragukan lagi, ya. Karena memang sudah dilakukan penelitian dan percobaan tentang efektivitasnya terhadap manusia.
Obat tradisional memang lebih efektif digunakan untuk pencegahan, tetapi juga bisa digunakan untuk pengobatan asalkan sabar. Obat tradisional memiliki efek samping yang lebih rendah daripada obat kimia, tapi cara kerjanya memang tidak secepat obat kimia. Tentu obat tradisional bisa menjadi pilihan yang menarik, bukan?
Nah, pada masa pandemi ini, kita perlu tahu beberapa tanaman yang sudah terbukti efektif membantu pemulihan saat diberikan pada pasien Covid-19. Tanaman tersebut antara lain: jahe, meniran, kunyit, sambiloto, dan jintan hitam. Lalu bagaimana mengolahnya agar bisa menjadi ramuan yang menyehatkan?
Proses pembuatan obat tradisional di rumah bisa dilakukan dengan metode perebusan, ya. Ternyata metode perebusan pun ada 2 macam, ya.
Infusa. Infusa merupakan teknik merebus obat tradisonal untuk bahan lunak seperti daun atau bunga. Caranya yaitu menggunakan panci khusus infusa atau 2 panci yang ditumpuk agar bahan tidak langsung bersentuhan dengan api. Panci bawah diisi air, panci atas baru diiisi bahan dan air. Kebayang ndak, ya? Kayak Ibu-ibu kalau ngelelehin coklat itu, lo. Kan panci coklatnya tidak langsung bersentuhan dengan api.
Dekokta. Dekokta adalah teknik merebus obat tradisional untuk bahan keras seperti akar dan ranting. Merebus dilakukan dengan air secara biasa dengan waktu lebih lama.
Untuk pengolahan bahan-bahan tersebut bisa dilakukan secara langsung setelah dipetik ataupun dikeringkan terlebih dahulu agar bisa digunakan dalam waktu yang lebih lama. Sebaiknya bahan dicuci bersih, kemudian diiris tipis-tipis agar khasiatnya bisa maksimal.
Oh ya, selalu gunakan panci berbahan stainless atau keramik saat melakukan perebusan obat tradisonal, ya. Jika masih harus mengonsumsi obat kimia, silakan diberi jarak setidaknya 2 jam sebelum atau sesudah obat tradisional.
Untuk bahan obat tradisional memang yang terbaik adalah bahan segar berkualitas, ya. Namun, kalau memang hendak membeli, pastikan bahan tersebut sudah terdaftar di BPOM RI. Coba saja kunjungi https://cekbpom.pom.go.id.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan obat tradisional pada wanita hamil dan menyusui. Jadi, sebaiknya tidak sembarangan demi kesehatan ibu dan janin atau bayinya.
Nah, semangat hidup sehat itu ternyata bisa dimulai dari yang ada di rumah, mudah, dan murah. Murah dibanding apa? Dibanding jika harus berobat saat sudah telanjur sakit. Hehehe.
Ikhtiar dulu, soal takdir itu adalah urusan-Nya. Sekian catatan singkat saya. Maafkan kalau baru sempat posting. Emak kebanyakan rencana sampai baru terlaksana. 😬😬😬
0