Seminar Parenting “Regulasi Emosi Orang Tua di Era Pandemi”

Alhamdulillah, Sabtu, 26 Februari 2022 dapat kesempatan menimba ilmu kembali dengan Bunda Ida S. Widayanti. Acara Seminar Parenting yang diselenggarakan oleh KB-TK Yaa Bunayya Surabaya secara online itu memang terkesan santai, tapi sarat pelajaran.

Awal materi, peserta disuguhi gambar 2 buah kipas angin yang saling berhadapan. Sebuah kipas angin besar berhadapan dengan kipas angin kecil dengan posisi menunduk. Secara otomatis otak berpikir kedua kipas angin itu bagaikan seorang anak yang menunduk dalam karena dimarahi oleh orang dewasa. Bunda Ida pun mengingatkan fakta yang terjadi saat ini bahwa anak-anak yang depresi, stress, mereka sering kali mendapatkan kata-kata buruk justru dari orang-orang terdekat mereka di rumah, yaitu dari ayah atau bunda mereka sendiri. 🥺

Peserta juga diingatkan kembali tentang urusan mendidik anak yang bisa jadi dinilai keliru oleh para ayah bunda. Sejatinya urusan mendidik anak adalah urusan antara orang tua dengan Allah SWT. DIA yang menitipkan anugerah anak-anak kepada orang tua. Namun, saat orang tua merasa lelah, tak jarang kita justru melampiaskan amarah kepada anak-anak. 🥺

Menurut Teh Ida, panggilan akrab untuk Bunda Ida S. Widayanti, di situlah perlunya regulasi emosi bagi orang tua. Menurut beliau, ada beberapa penyebab kemarahan orang tua terhadap anak, yaitu takut, stres, dan lelah. Meskipun sebenarnya jika dirunut, justru marah orang tua itu kebanyakan karena rasa cinta dan sayang. Misalnya, marah pada anak yang susah makan karena khawatir anak kurang gizi. Marah pada anak yang tidak mau belajar karena takut anak masa depannya suram. Marah pada anak yang ketagihan gadget karena khawatir pada kesehatan mental maupun matanya.

Marah juga bisa disebabkan oleh ekspektasi orang tua yang terlalu tinggi terhadap anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu menurunkan ekspektasinya pada anak. Bagaimanapun, anak-anak masih perlu banyak belajar menjalani kehidupan. Anak-anak bukan orang dewasa versi mini yang memiliki pemahaman sama seperti kita. Mereka sedang belajar menjalani kehidupan dan kitalah yang perlu membimbingnya.

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Secara manusiawi mereka lebih suka jika kelebihan mereka yang diketahui orang lain. Namun, kenyataannya orang tua sering lebih fokus pada kekurangan atau kesalahan yang dilakukan anak. Padahal, tidak mungkin juga anak-anak melakukan kesalahan terus-menerus sepanjang hidupnya, bukan?

Di sinilah, orang tua perlu mengubah kebiasaan. Orang tua perlu lebih banyak memberikan apresiasi kepada anak atas kebaikan yang dilakukannya. Berterima kasih saat anak bisa bersabar, tersenyum, bangun pagi atau kebaikan-kebaikan kecil lain yang mereka lakukan. Dengan begitu anak-anak tidak hanya fokus pada keburukan atau kelemahan yang mereka miliki. Anak yang mendapatkan apresiasi akan merasa bahagia. Dan anak yang merasa bahagia akan melakukan hal-hal yang baik. Maasyaallah.

Meskipun sejujurnya saya ikut webinar ini sambil nyambi momong bocil dan sesekali beranjak sehingga gak semua materi tercatat alias beberapa terlewat, tapi alhamdulillah, dapat banyak pelajaran kembali. Serasa energi ini dicas kembali. Semoga bisa menjadi bekal menjadi ibu salihah yang diberkahi Allah SWT. Aamiin.

Langsung praktik memberi apresiasi pada setiap kebaikan si kecil. Selama ini sih, sudah berjalan, tapi memang hanya untuk kebaikan-kebaikan yang mencolok. Alhamdulillah, kini mulai belajar konsisten menghargai sekecil apa pun kebaikan mereka. Karena Allah SWT pun menghitung segala amal baik maupun buruk sekalipun hanya sebesar biji dzarrah. Maasyaallah.

Benar sekali, masa mendidik anak mungkin membuat kita sebagai orang tua merasa lelah, kesal, bosan, stres, dan marah. Namun, kembali lagi bahwa anak-anak hadir karena kita sendiri yang mengundang mereka hadir ke dunia dengan ridho Allah SWT. Jadi, mereka berhak mendapatkan pendidikan terbaik karena merupakan titipan dari-Nya. Kelak, akan tiba saat kita merindukan kelelahan ini, merindukan segala kerewelan mereka.

Mari bersemangat memberikan ikhtiar terbaik dan mengiringi dengan doa penuh harap kepada-Nya. Semoga Allah SWT memberkahi. Aamiin.

0